4 Hal yang Membuat Kamu Perlu Melakukan Tes dan Konseling HIV dengan Segera!
Halo Sobat GueTau, gak terasa ya kita sudah memasuki bulan November! Kurang dari sebulan lagi, kita akan merayakan Hari AIDS Sedunia yang bi
“Kemungkinan seorang anak disakiti oleh orang tua mereka, tidak perlu melihat identitas gender dan orientasi seksual yang dimiliki, melainkan bagaimana cara mereka merawat anak-anak mereka.”
Saat ini, di beberapa negara sudah melegalkan pernikahan sesama jenis. Namun, di negara-negara lain, termasuk Indonesia, pernikahan yang dilakukan oleh Lesbian, Gay, maupun Transeksual masih dilarang. Ini mungkin dikarenakan mitos-mitos yang ada di masyarakat terkait pernikahan sesama jenis, terutama saat pasangan ini memutuskan untuk mengadopsi anak. Mitos-mitos tersebut tidak hanya ada di negara ini, melainkan hampir di semua negara. Nah, kali ini GueTau akan berbagi informasi terkait mitos dan fakta seputar keluarga yang dibentuk oleh komunitas LGBTIQ.
Fakta: Tidak ada bukti yang mendukung mitos tersebut. Bahkan, berbagai data menunjukkan bahwa seorang anak yang dirawat oleh orang tua LGBTIQ tidak memiliki kemungkinan lebih besar daripada anak yang dirawat oleh orang tua heteroseksual untuk menjadi LGBTIQ. Ini dibenarkan oleh salah satu penelitian yang dilakukan oleh psikolog psychologist Charlotte J. Patterson dari University of Virginia menemukan bahwa secara statistik dapat diindikasikan bahwa anak-anak tidak meniru identitas gender dan identitas seksual orang tua mereka.
Fakta: Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat selama 25 tahun, ditemukan data bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara risiko yang dimiliki anak yang dibesarkan oleh orang tua heteroseksual ataupun LGBTIQ untuk mengalami berbagai permasalahan psikologis, perkembangan, dan sosial saat mereka besar nanti.
Fakta: Lebih banyak kasus dimana orang tua melakukan tindakan kekerasan terhadap anak-anak mereka. Kita bisa lihat di berbagai pemberitaan di TV, koran, maupun internet. Ini berarti kemungkinan seorang anak disakiti oleh orang tua mereka, tidak perlu melihat identitas gender dan orientasi seksual yang dimiliki, melainkan bagaimana cara mereka merawat anak-anak mereka. Lagipula, daripada tinggal tanpa rumah atau keluarga yang mencintai, akan lebih baik bagi anak-anak untuk tinggal dan hidup dengan orang tua LGBTIQ., karena mereka membutuhkan cinta dan perlindungan dari orang tua, tak peduli orientasi seksual yang dimiliki oleh orang tuanya.
Untuk Sahabat GueTau yang ingin tahu lebih banyak tentang mitos dan fakta seputar keluarga LGBTIQ, silahkan kirimkan pertanyaan ke [email protected].
Referensi: