Perjuangan Demi Lovato Untuk Bebas dari Depresi

posted on 04/11/2016

    “Seiring berkembangnya waktu, tindakan bulimia ini kemudian mengantarkan Lovato untuk mengenal minuman keras dan mulai menyayat-nyayat dirinya dengan benda yang tajam.”

Siapa yang tidak kenal Demi Lovato? Sebagai salah satu artis asal Amerika Serikat yang mulai menekuni bidang seni ini sejak tahun 2006, kemampuan bernyanyi dan beraktingnya sudah tak diragukan lagi. Tidak heran beberapa lagu yang dia nyanyikan menjadi jajaran lagu paling diminati dibeberapa negara seperti album debutnya Don’t Forget pada tanggal 23 September 2008. Album ini mencapai peringkat nomor dua di Billboard 200. Selain itu juga Demi menjadi salah satu juri X Factor versi Amerika.

Melihat bagaimana jenjang karir dari Lovato ini ternyata ada beberapa fase hidupnya yang dapat kita ambil sebagai pelajaran. Di usia yang terbilang belia ini Lovato menjadi salah satu korban bullying oleh teman-temannya. Lovato sudah mengalami bullying sejak menginjak kelas satu SMP, karena tubuhnya yang dianggap melebihi indikator normal. Perlakuan inilah yang mengantarkan Lovato pada permasalahan body issue.

Bullying menjadi salah satu akar permasalahan yang dialami oleh Lovato. Tekanan yang ia dapatkan dari teman-temannya ini ternyata memberika satu efek jangka panjang dalam hidupnya. Lovato mengalami depresi dan krisis kepercayaan diri, bahkan beberapa kali ia mencoba melukai dirinya sendiri hingga ia melaakukan percobaan bunuh
diri.

Identitas sebagai ‘perempuan gemuk’ yang ia dapatkan dari teman-temannya sendiri ini melekat pada diri Lovato. Identitas itu terus terekam dalam benak Lovato sehingga lama-kelamaan dia mengalami depresi yang berkepanjangan. Ia mulai membenci tubuhnya sendiri sehingga hal ini memberikan dampak tindakan eating disorder yang kemudian tindakan ini berkembang menjadi bulimia.

Bulimia adalah salah satu gangguan pola makan yang dapat dikatakan sangat serius ketika ia sudah makan kemudian ada perasaan ingin memuntahkan makanan secara paksa yang sudah masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini muncul ketika ada dorongan dalam diri Lovato untuk menjadi kurus.

Seiring berkembangnya waktu, tindakan bulimia ini kemudian mengantarkan Lovato untuk mengenal minuman keras dan mulai menyayat-nyayat dirinya dengan benda yang tajam. Pada masa turnya bersama Jonas Brothers, ia kerap bernyanyi di atas panggung dalam keadaan perut kosong!

Oktober 2010, Lovato mengambil sikap untuk mengundurkan diri dari tur Jonas Brothers untuk mengikuti program rehabilitasi. Menurutnya, program rehabilitasi tersebut terasa seperti di penjara. Januari 2011, Lovato resmi
keluar dari program rehabilitasi tersebut.

Pasca rehabilitasi, Lovato kemudian berubah menjadi perempuan yang lebih kuat dan dewasa. Hal ini dibuktikan oleh Lovato bagaimana dia menjadi role model anak-anak remaja yang khususnya mendapat tindakan bullying di lingkungannya. Lovato kemudian mendedikasikan hidupnya untuk menginspirasi remaja-remaja yang memiliki masalah yang sama dengannya. Pasca keluar dari rehabilitasi kemudian Lovato menuliskan sebuah pesan singkat pada laman twitternya yang berbunyi.

“It hasn’t been easy, but it starts with a commitment to yourself, your mind and your soul. And trust me, I’m still working at it!!”

(Itu tidak mudah, tapi dapat dimulai dengan komitmen dari dirimu sendiri, pikiranmu, dan jiwamu. Percayalah, saya masih berusaha!)

Jika kita berkaca pada fase hidup yang dialami oleh Lovato ini semakin menyadarkan kita bahwa fenomena Bullying menjadi fenomena yang sangat dekat dengan lingkungan kita. Fenomena ini ternyata dapat membawa suatu efek yang sangat besar bagi hidup seseorang.

Dari kisah Demi Lovato kita dapat mengambil pelajaran bahwa sekecil apapun ucapan kita yang dilontarkan terhadap orang lain untuk mengomentari hal-hal yang berbau fisik maupun non-fisik ternyata dapat menimbulkan efek yang besar bagi orang lain.

Ya, itu tadi sekilas gambaran mengenai kisah hidup Demi Lovato dalam menghadapi fenomena bullying. Kini, Demi Lovato ikut mengkampanyekan pesan untuk mencintai tubuh kepada remaja, agar kejadian yang menimpa dirinya tidak terulang kembali. Bagaimana pendapatmu mengenai bullying yang masih marak? Utarakan pendapatmu di media sosial GueTau ya 

Oleh Heisa Khairunisa

Sumber:
1. http://www.huffingtonpost.com/2012/09/24/demi-lovato-body-image-issues-katie-couric-bulimic-bulimia_n_1910719.html
2. http://people.com/bodies/demi-lovato-on-body-image-bulimia-and-drug-use/

related post

Sedih, Lagi-Lagi Rentetan Kasus Bullying Terjadi di Indonesia

posted on 19/07/2017

Kapan ya kasus bullying ini akan berakhir? Kasus bullying atau perundungan kembali terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil rekapan, dua kasu

Kata Mereka: Dena Rachman Tentang Bullying di Dunia Maya

posted on 11/11/2016

“Mantan bintang cilik yang kini seorang perancang sepatu, Dena Rachman, sangat terbuka dan bangga dengan transformasinya menjadi seora

Nama Lucu-Lucuan yang Berdampak Psikologis

posted on 12/05/2016

“Apakah Sahabat GueTau memiliki nama julukan? Apakah kamu juga sering memanggil temanmu dengan nama julukan? Jika iya, yuk, hentikan s

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *