Sedih, Lagi-Lagi Rentetan Kasus Bullying Terjadi di Indonesia
Kapan ya kasus bullying ini akan berakhir? Kasus bullying atau perundungan kembali terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil rekapan, dua kasu
Mungkin awalnya memanggil orang lain dengan sebutan “si Gembrot”, “si Bolot”, “si Bodoh”, atau nama julukan lainnya dianggap sebagai candaan biasa dan hanya untuk lucu-lucuan, tapi tahukah kamu saat memanggil seseorang dengan nama julukan secara tidak sadar kamu sedang melakukan bentuk bullying secara verbal?
Parahnya lagi nih, pemberian nama julukan juga dapat berdampak negatif terhadap mental orang yang dijuluki demikian lho!
Lantas apa sajakah akibat-akibat buruk dari nama julukan? Ini dia!
1. Menurunkan rasa percaya diri
Memanggil nama julukan yang tidak menyenangkan kepada orang lain bisa menurunkan tingkat percaya diri seseorang. Bayangkan saja, siapa sih yang senang dipanggil “si Gembrot”? Panggilan seperti ini tentu saja menyakiti perasaaan orang lain.
Menurut psikolog klinis dari Dhamawangsa Sanatorium, Liza Marielly Djaprie, bullying secara verbal bisa sangat membahayakan.
Bullying jenis ini tidak terlihat bekas fisiknya, tapi efek dari verbal bullying lebih dahsyat dibandingkan dengan luka fisik. Sebab, paparnya, bullying secara verbal tidak hanya akan berdampak pada psikologis, tapi juga berdampak pada fisik seperti pusing, migrain, darah tinggi dan sebagainya.
Dampak bullying secara verbal bisa juga membuat seseorang menyakiti dirinya sendiri, bahkan bunuh diri karena menganggap dirinya tidak berharga.
2. Menurunkan prestasi
Menurunnya tingkat percaya diri juga berakibat pada menurunnya konsentrasi belajar dan motivasi seseorang, sehingga dia yang kerap diejek dengan nama julukan bisa saja bolos sekolah, pindah, bahkan berhenti sama sekali untuk menghindari ejekan dari teman-temannya.
Selain itu, dijuluki terus-menerus dengan label tertentu seperti “si Bodoh” akan membuat seseorang berpikir, “Wah, sepertinya aku memang bodoh”. Nama julukan seperti itu akan lambat laun mempengaruhi pola pikir sehingga mereka benar-benar menjadi “nama julukan” tersebut pada akhirnya. Saat mendapatkan nilai yang jelek, dia akan semakin terpuruk dan mempercayai bahwa nama julukan yang diberikan oleh teman-temannya adalah benar.
3. Depresi
Pada tahun 2010, Martin Teicher, seorang psikiatris dan psikologis dari Rumah Sakit Mclean di Harvard Medical School, menerbitkan hasil studi tentang efek dari kekerasan secara verbal terhadap kesehatan mental para remaja. Semakin sering seorang remaja menerima perkataan tidak menyenangkan, semakin besar juga gejala-gejala gangguan mental yang dialami remaja tersebut. Teicher menemukan bahwa perkataan tidak menyenangkan ini mengakibatkan depresi, kegelisahan, rasa marah, kebencian, dan penarikan diri dari lingkungan sosial.
Tuh kan, efek-efek negatif dari pemberian nama julukan ternyata sangat merugikan. Mulai sekarang sebaiknya berhenti deh memanggil teman dengan sebutan-sebutan yang tidak baik.
Coba deh dipikir-pikir dulu, “Kalau aku dijuluki seperti itu juga, aku akan kesal tidak ya?” Supaya lebih akrab dengan teman? Kalau begitu, ada baiknya kamu menggunakan nama panggilan yang membuatnya merasa dihargai.
Ingin berbagi cerita tentang pengalamanmu dengan nama julukan? Langsung saja kirimkan email ke [email protected] ya!
Referensi:
1. www.psychologytoday.com
2. http://nobullying.com/
3. www.mentalhelp.net