4 Hal yang Membuat Kamu Perlu Melakukan Tes dan Konseling HIV dengan Segera!
Halo Sobat GueTau, gak terasa ya kita sudah memasuki bulan November! Kurang dari sebulan lagi, kita akan merayakan Hari AIDS Sedunia yang bi
Di usia remaja ini, Sahabat GueTau tentu sedang senang-senangnya memperluas lingkaran pertemanan. Mencoba mengeksplorasi diri dengan bergabung di berbagai organisasi atau komunitas dan membangun kebersamaan, serta kelekatan emosional dengan para anggotanya. Nah, dalam kelompok sebaya tersebut, kamu pun akan merasakan rasa solidaritas yang kental karena adanya kesamaan tujuan dan ideologi. Kesetiakawanan ini cukup bermanfaat karena menunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang loyal, peduli, serta rela membantu sesama.
Sebagai remaja, kamu pun selalu menginginkan harmonisasi dan dukungan emosi dalam menjalin persahabatan. Ini memudahkanmu untuk melakukan konformitas, yaitu salah satu bentuk solidaritas dalam kelompok. Remaja akan menyamakan tingkah laku, hobi, gaya hidup, penampilan, dan mengikuti norma yang berlaku di kelompok agar tidak berbeda dengan teman-temannya. Pasti hampir semua remaja mau dapat diterima sebagai bagian dari kelompoknya.
Yang perlu ditekankan dari konformitas ini adalah apabila kita mengubah perilaku agar sejalan dengan norma sosial karena adanya tekanan dari kelompok, baik secara nyata maupun maya. Norma sosial secara luas memiliki harapan terhadap perilaku sosial tertentu, berfungsi sebagai aturan-aturan eksplisit untuk melindungi diri dari ancaman pelanggaran hak orang lain. Sifat dari norma ini bersifat subjektif karena kebenarannya hanya pada kelompok tersebut. Karena sifatnya yang subjektif tersebut, diperlukan penyesuaian diri dari individu kepada norma setiap kelompok yang akan ditemui atau di mana ia telah tergabung menjadi anggota.
Jenis Konformitas
Ada dua jenis konformitas terhadap standar kelompok, yakni:
Konformitas ini melibatkan tindakan secara umum untuk menuruti tuntutan sosial, meskipun secara individu tidak menyetujuinya. Misalnya nih, terkadang kamu ikut-ikutan apa yang baik menurut banyak orang padahal secara pribadi kamu menyatakan tidak baik.
Merupakan konformitas yang melibatkan tindakan maupun kepercayaan demi keserasian dalam hubungan sosial.
Kapan Kita Perlu Berkonformitas?
Beberapa situasi tertentu memicu seseorang untuk berkompromi atau menyesuaikan diri, sedangkan beberapa situasi yang lain tidak perlu. Konformitas ini diduga hanya terjadi dalam situasi yang ambigu, yakni apabila seseorang merasa sangat tidak pasti mengenai apa standar perilaku yang benar.
Konformitas ada dikarenakan adanya tekanan sosial dari kelompok. Pilihan untuk berkonformitas atau tidak ini merupakan keputusan dari pertimbangan pribadi dalam menilai dampak dari tindakan tersebut. Kamu bisa memilih untuk berkonformitas apabila dirasa menimbulkan keharmonisan dalam kelompok dan dirimu.
Namun, jangan ragu pula untuk melawan tekanan sosial apabila memang dirasa berdampak negatif. Sekalipun tinggal dalam suatu kelompok dengan pemikiran kolektif, kamu tetap berhak memiliki pemikiran pribadi untuk menentukan benar dan salah, lho.
Yap, bisa dibilang akan lebih bijak jika kamu berlaku setia kawan namun tetap memahami alasan dan dampak dari tindakanmu ini. Jika ada pertanyaan mengenai solidaritas ataupun konformitas, Sahabat GueTau bisa kirim ke [email protected].
Ditulis oleh Eunike Ally Sushmita
Referensi:
kita memang berhak menentukan pilihan