Apakah Kamu Percaya Belahan Jiwa?
“Belahan Jiwa Itu Ada Atau Tidak?” Mungkin, sebagian orang pernah berpikir dan menanyakan tentang soal ini. Nah, GueTau pengin tah
“Remaja dengan down syndrome sama seperti remaja lain. Mereka mengalami pubertas, ingin menikah, dan memiliki anak. Satu-satunya yang membedakan hanyalah keterbatasan mereka dalam hal fisik, psikis, dan intelegensi. Tapi, justru keterbatasan itulah yang membuat mereka menjadi istimewa.”
Banyak orang keliru dalam memahami perkembangan seksualitas remaja difabel. Karena keterbatasan yang dimiliki, mereka sering dianggap tidak memiliki ketertarikan seksual, bahkan dalam beberapa kasus, tidak mungkin menikah dan memiliki anak.
Tapi, tahukah Sahabat GueTau, bahwa sebenarnya remaja difabel juga mengembangkan seksualitas seperti remaja yang lain? Nah, kali ini GueTau akan berbagi informasi terkait perkembangan seksualitas pada remaja dengan down syndrome. Yuk, kita simak!
Apa Down Syndrome itu?
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik, mental, dan intelegensi akibat perkembangan kromosom yang abnormal. Pada manusia normal, ada 23 pasangan kromosom sehingga jumlahnya menjadi 46. Namun, pada seseorang dengan down syndrome, ada kelainan pada susunan kromosom ke-21 dimana bukan ada 2 kromosom melainkan 3, yang disebut trisomi. Maka, pada seseorang dengan down syndrome jumlah kromosomnya menjadi 47.
Jumlah orang dengan down syndrome di Indonesia sekitar 300.000 dari jumlah total 4 juta orang di seluruh dunia. Selain itu, menurut penelitian, risiko bayi lahir dengan down syndrome adalah 1: 700-1.000 kelahiran.
Perkembangan Seksual Remaja dengan Down Syndrome
Sama seperti remaja pada umumnya, remaja dengan down syndrome juga mengalami pubertas; menarche pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Bahkan, usia saat remaja perempuan dengan down syndrome mengalami pubertas pun sama dengan remaja perempuan lainnya. Namun, pada remaja laki-laki dengan down syndrome, ada keterlambatan pubertas dibandingkan remaja laki-laki yang lain. Perkembangan fisik, psikologis, dan sosial sebagai akibat perubahan hormon pada remaja yang mengalami pubertas juga terjadi pada remaja dengan down syndrome.
Selain itu, remaja dengan down syndrome juga memiliki ketertarikan seksual. Mereka ingin berpacaran, berpelukan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan seksual yang komprehensif yang dilakukan dengan memberikan informasi secara faktual, tegas, dan praktis, sangat dibutuhkan oleh remaja dengan down syndrome maupun remaja difabel lainnya. Faktanya, dorongan seksual dan keterbatasan yang dimiliki, khususnya dalam mengambil keputusan, dapat membuat mereka melanggar norma masyarakat, mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), tertular IMS danHIV&AIDS , ataupun menjadi korban kekerasan seksual. Oleh karena itu, penting bagi seseorang dengan down syndrome untuk dapat mengakses alat kontrasepsi, sama seperti orang lain.
Bisakah Seseorang dengan Down Syndrome Menikah?
Perempuan dengan down syndrome mengalami siklus menstruasi yang normal, sama seperti kebanyakan perempuan lain. Dan sekitar 50% dari mereka subur dan dapat hamil serta melahirkan. Namun, menurut penelitian, anak yang dilahirkan oleh perempuan dengan down syndrome, beresiko sangat besar mengalami down syndrome yang sama seperti ibunya.
Namun, tidak demikian dengan laki-laki dengan down syndrome. Dibandingkan informasi kesuburan pada perempuan dengan down syndrome, informasi kesuburan pada mereka sangat sedikit. Salah satu yang paling sedikit itu adalah apakah mereka dapat memiliki anak, walaupun kualitas spermanya tidak terlalu bagus.
Berbagai studi di Amerika Serikat menemukan data bahwa seseorang dengan down syndrome dapat menikah dan memiliki anak. Sebuah studi juga menemukan bahwa dari 38 orang dengan down syndrome yang menikah, 35 orang diantaranya memiliki pasangan non-down syndrome. Dalam pernikahan-pernikahan tersebut, ada pihak yang mendukung dan mengawasi, terutama anggota keluarga yang lain.
Remaja dengan down syndrome sama seperti remaja lain. Mereka mengalami pubertas, ingin menikah, dan memiliki anak. Satu-satunya yang membedakan hanyalah keterbatasan mereka dalam hal fisik, psikis, dan intelegensi. Tapi, justru keterbatasan itulah yang membuat mereka menjadi istimewa. Sahabat GueTau mau tahu lebih banyak tentang perkembangan seksualitas seseorang dengan down syndrome? Ayo, kirimkan pertanyaannya ke [email protected].
Referensi: