Potret Layanan Hukum bagi Korban Kekerasan Seksual di Indonesia
“Seringkali hal pertama yang dilakukan oleh korban adalah membersihkan diri dari bekas-bekas “aib” perkosaan daripada melapor
Beberapa negara memiliki budaya atau kebiasaan terkait hal seksual yang unik. Ya, hal-hal ini menjadi mungkin karena keberagaman suku, agama, dan adat budaya. Ada hal-hal yang di satu negara dianggap melanggar norma dan hukum, tapi di negara lain dianggap hal yang wajar. Apa saja? Yuk, kita simak!
Untuk menghindari hukuman cambuk, di Iran sering terjadi pernikahan sementara. Di Indonesia, kita mengenalnya dengan kawin kontrak.
Kebiasaan yang berhubungan dengan kepercayaan akan hal-hal berbau klenik ini terjadi setiap tahun. Beberapa waktu lalu, topik ini hangat dibicarakan di media massa. Kepercayaan bahwa berhubungan seks dengan pasangan di luar nikahnya akan membawa keberuntungan dan rezeki membawa banyak orang datang ke Gunung Kemukus setiap tahun.
Pada zaman Mesir kuno, para leluhur dipercaya memiliki kebiasaan bermasturbasi dengan tujuan memastikan bahwa persediaan air untuk irigasi terpenuhi. Hal ini biasa dilakukan di depan sungai Nil.
Suku Tonga mempercayai bahwa berciuman bibir tidak higienis karena adanya pertukaran air liur.
Suku Sambia di New Guinea akan memisahkan para laki-laki dan perempuan pada usia 7-10 tahun. Pada masa pemisahan ini, mereka wajib meminum sperma prajurit tertinggi di sukunya.
Para Tetua di Suku Kreung di Kamboja akan membangun sebuah gubuk. Gubuk tersebut akan digunakan untuk para perempuan berhubungan seks dengan laki-laki sampai ia mendapatkan pasangan yang cocok, dan akan hidup dengannya selamanya.
Masyarakat di Inis Beag, Irlandia, sangat menahan diri dalam urusan seks. Mereka bahkan menggunakan pakaian dalam ketika berhubungan seksual!
Sumber:
http://www.vagabomb.com/Bizarre-Sexual-Traditions/
https://www.scoopwhoop.com/inothernews/weird-sex-rituals/#.3wmo8z4r3