Remaja dan Epidemi HIV & AIDS di Indonesia

posted on 10/12/2013

“Kementrian Kesehatan RI melaporkan, data jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia sejak pertamakali ditemukannya pada 1987 sampai Maret 2013 terdapat 103.759 orang. Sementara kasus AIDS sebanyak 43.347 orang. Sebanyak 34 persen kasus kumulatif AIDS terjadi di usia 15-29 tahun.

 

Ternyata angka orang yang terinfeksi HIV dan AIDS masih terus meningkat ya Sahabat GueTau. Cukup menyedihkan mengetahui banyaknya teman, keluarga ataupun orang-orang di sekitar kita yang terinfeksi virus HIV. Sayangnya, sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan virus HIV ini, hanya melalui terapi Anti Retroviral (ARV) seorang ODHIV (Orang dengan HIV) bisa melanjutkan hidupnya. ARV berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh ODHIV dengan cara menekan jumlah pertumbuhan virus HIV. Obat ARV ini harus dikonsumsi ODHIV seumur hidupnya.

Nah, penyebaran virus HIV terjadi melalui hubungan seksual beresiko, penggunaan jarum suntik bergantian, transfusi darah yang terpapar HIV dan penularan dari orang tua ke anak (saat kehamilan, persalinan ataupun menyusui). Sementara, populasi penyebaran infeksi HIV bisa digolongkan menjadi remaja umum dan remaja populasi kunci. Remaja umum adalah remaja yang perilakunya kurang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi HIV seperti pelajar sekolah. Sementara remaja populasi kunci adalah remaja yang perilakunya sangat rentan tertular virus HIV, seperti waria, pekerja seks, laki-laki seks dengan laki-laki (LSL) dan pengguna narkoba suntik. Sahabat termasuk populasi yang mana? Kalau sahabat termasuk populasi kunci, salah satu cara efektif mencegah HIV adalah menggunakan kondom ketika berhubungan seksual dan tidak menggunakan jarum suntik bergantian.

Ternyata masih banyak remaja yang belum mengetahui cara penularan virus HIV loh, sehingga dapat menyebabkan semakin rentannya remaja terhadap infeksi HIV karena kurangnya informasi. Bahkan banyak remaja yang mendapatkan informasi yang salah mengenai penularan HIV. Kesalahan informasi ini akan berdampak pada munculnya stigma dan diskriminasi kepada ODHIV. Maka dari itu, untuk menekan laju epidemi HIV perlu diadakan kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran mengenai HIV termasuk pencegahannya ya Sahabat. Salah satu cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan pendidikan seksualitas yang komprehensif, yang di dalamnya tercakup informasi dan keterampilan terkait pencegahan, pemeriksaan dan terapi HIV dan AIDS.

Nah, pendidikan seksualitas yang komprehensif ini memberikan informasi muapun keterampilan hidup secara komprehensif terkait seksualitas remaja. Seperti, seks, seksual, seksualitas, gender, orientasi seksual, identitas gender dan sebagainya yang sangat penting untuk remaja. Nah, masalahnya di seluruh Indonesia saat ini belum ada pendidikan seksualitas yang komprehensif.

 

 

Melihat penting atau tidaknya pendidikan seksualitas yang komprehensif bisa dilihat dari laporan Komisi Penanggulangan AIDS, remaja umum yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV dan AIDS secara konsisten menunjukkan hasil yang rendah (di bawah 20%), data ini sangat jauh dari target Millenium Development Goal’s (MDG’s) yang menargetkan 95% remaja memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV dan AIDS.

 

Oh iya, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah juga mengadakan beberapa program pencegahan HIV dan AIDS loh Sahabat. Misalnya Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan. Kampanye ABAT ini mengusung tema “Jiwa yang Tegar, No Narkoba. Hati yang Murni, So Seks Beresiko. Selain itu juga ada dance4life, suatu program internasional yang dikembangkan oleh lembaga non–pemerintah. Melalui program ini, informasi mengenai HIV dan AIDS disampaikan melalui beberapa tahapan dan dengan cara menarik untuk remaja, salah satunya menggunakan dance atau tarian yang energik yang setiap gerakannya mengandung pesan.

Nah, sudah taukan kondisi remaja di Indonesia mengenai kasus HIV dan AIDS yang masih minim. Untuk Sahabat GueTau yang masih butuh informasi mengenai HIV dan AIDS yuk jangan sungkan email ke info@guetau.com.

 

Ditulis oleh Achmad Mujoko

Referensi:

  1. http://www.aidsindonesia.or.id/ck_uploads/files/Laporan%20HIV%20AIDS%20TW%201%202013%20FINAL.pdf

related post

One thought on “Remaja dan Epidemi HIV & AIDS di Indonesia

  1. Dian says:

    Terima kasih atas informasinya 🙂
    Tapi maaf ada kesalahan ketik diparagraf ke 6 di bagian kampanye ABAT ” Jiwa yang Tegar , No Narkoba. Hati yang Murni So Seks Beresiko “. Harusnya ” Jiwa yang Tegar , No Narkoba. Hati yang Murni No Seks Beresiko ”
    takut salah persepsi , terima kasih 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *