Hentikan Bullying di Sekolah!

posted on 01/06/2013

Dear, Sahabat GueTau, pernah nggak kamu menyaksikan atau mungkin mengalami sendiri kasus bullying?

Bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang untuk menyerang target atau korban, yang secara khusus adalah seseorang yang lemah, mudah diejek dan tidak bisa membela diri. School bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

 

Dalam bullying, ada beberapa pihak yang sebenarnya terlibat, yaitu bully (si pelaku), target bullying yang biasanya dibagi lagi menjadi target bullying yang pasif dan target bullying yang provokatif dan nyolot duluan sehingga menjadi bual-bualan teman sekitarnya serta by stander yaitu orang yang menonton peristiwa bullying. Ketiga pihak ini dan juga keseluruhan sistem di dalam sekolah harus diintervensi sedini mungkin agar bullying tidak mendarah daging dan berdampak lebih parah.

Intervensi yang bisa diberikan kepada bystander, misalnya dilakukan dengan membentuk sebuah hubungan yang ramah dan setara antara guru dan murid, menekankan untuk murid berani melapor apabila ada tindakan bullying, serta guru mau mendengarkan tanpa menghakimi apalagi sampai tidak percaya dengan laporan muridnya yang mungkin terkesan keterlaluan. Murid juga akan lebih berani untuk melapor apabila mereka mendapatkan kepastian identitasnya akan aman.

Bystander juga harus diajarkan untuk mendukung target baik secara private jika tak berani tampil di depan si bully ataupun langsung membela di depan si bully. Bystanders diharapkan untuk tidak ikut mendukung si bully dengan ikutan menyoraki target ataupun membantu menyebarkan gosip dari si pelaku ke target jika bullying verbal terjadi. Bystanders sangat berpengaruh dalam menghentikan tindakan bullying ketika sedang terjadi. Ketika seorang bystander berdiri membela si target, target akan menyadari bahwa dirinya tidak pantas diperlakukan seperti itu dan ada orang yang mau mendukung dirinya.

Intervensi ke target bullying sendiri harus diperhatikan lagi apakah si target ini tipe yang pasif atau provokatif. Keduanya bisa belajar berkomunikasi secara asertif untuk bisa menyatakan pendapat mereka dengan tegas. Si tipe pasif akan bisa lebih tegas, sementara itu si provokatif akan bisa berkomunikasi dengan lebih baik tanpa memancing bully. Keduanya juga perlu membangun keterampilan sosial, meningkatkan aktivitas yang menyenangkan, berpikir konstruktif, hingga perencanaan self change jika dampak dari bullying sudah mulai mengganggu konsep diri mereka.

Lalu, bagaimana dengan pelaku? Apa yang harus kita lakukan kepada pelaku?

Pelaku bully sangat tidak disarankan untuk dilawan balik dengan kekerasan. Hal ini akan semakin memprovokasi mereka. Hukuman yang keras bisa membuat mereka malah semakin merasa mendapatkan perhatian. Label “jagoan” yang dihukum oleh sekolah secara berlebihan akan mendorong pelaku bully melakukan bullying lebih jauh lagi. Kerjasama dengan orang tua tentunya sangat disarankan untuk pelaku bully ini bisa dicegah melakukan bullying lebih jauh.

Sistem dari sekolah dan kelas sendiri bisa diintervensi untuk mencegah bullying ini lebih jauh. Beberapa di antaranya yang bisa dilakukan adalah:

1. Mengubah posisi duduk si target dan pelaku bully

2. Meletakkan si target dan pelaku bully di kelompok belajar yang berbeda dan lebih koperatif

3. Membuat sebuah daftar dukungan dari 1 atau 2 siswa yang sekiranya berada di sekitar murid yang menjadi target

4. Memposisikan orang yang berwenang, seperti penjaga sekolah atau orang dewasa lainnya, untuk bisa melihat bullying di tempat-tempat tertentu yang mungkin jarang dilihat orang.

5. Berikan tugas dan peranan untuk pelaku agar bisa menghindari perhatiannya dari targetnya, sebuah cara yang menarik untuk dilakukan adalah dengan menjadikan si pelaku bully ini ketua kelompok untuk presentasi mengenai bullying

6. Lebih banyak pendidikan mengenai bullying, keberagaman, toleransi, kesehatan mental remaja, dan pencegahan bunuh diri untuk mengurangi semua hal negatif terkait dengan bullying

7. Membuat mekanisme pelaporan dan respon terhadap bullying dan menyediakan dukungan untuk target bullying serta pastikan juga bahwa para pelajar dan staff tahu kemana untuk melapor dan meminta tolong saat kasus bullying terjadi.

Nah, Sahabat GueTau, setelah tahu apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah bullying, diharapkan nih, Sahabat GueTau bisa mengerti apa aja yang harus dilakukan saat bullying terjadi. Yuk, mari kita mulai biasakan untuk hentikan bullying di sekolah!

 

Ditulis Oleh: Benny Prawira, kontributor GueTau.com

 

related post

Sedih, Lagi-Lagi Rentetan Kasus Bullying Terjadi di Indonesia

posted on 19/07/2017

Kapan ya kasus bullying ini akan berakhir? Kasus bullying atau perundungan kembali terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil rekapan, dua kasu

6 Keuntungan Ikut Organisasi Sekolah Atau Kampus

posted on 24/02/2017

  “Musim seleksi penerimaan siswa dan mahasiswa baru sudah dekat. Apa rencanamu di sekolah atau kampus baru?” Sahabat GueTa

Kata Mereka: Dena Rachman Tentang Bullying di Dunia Maya

posted on 11/11/2016

“Mantan bintang cilik yang kini seorang perancang sepatu, Dena Rachman, sangat terbuka dan bangga dengan transformasinya menjadi seora

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *