Hubungan yang Demokratis itu…

posted on 25/03/2013

Hai Sobat GueTau, pernah dengar kasus Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)?

Kasus kekerasan dalam hubungan (pacaran) marak terjadi dan semakin meningkat di kalangan anak muda. Salah satu penyebabnya adalah akibat kurang terbukanya komunikasi antar satu sama lain, sehingga salah satu pihak menjadi ‘berkuasa’ atas pihak yang lain. Kejadian ini terjadi pada laki-laki dan perempuan.

Contoh simpelnya nih:

Kamu punya janji dengan sahabat kamu untuk nonton film bareng Sabtu ini. Sebagai yang sedang menjalani hubungan, kamu bermaksud memberi tahu pasangan kamu kalau kamu nggak bisa jalan bareng dia Sabtu ini. Ternyata, dia melarang kamu untuk nonton dengan alasan Sabtu ini sudah ‘jadwal’nya kamu jalan dengan dia, nggak ada alasan apa pun buat nggak jalan. Alhasil, kamu gak jadi memenuhi janji dengan sahabatmu karena takut pasanganmu marah dan mengancam putus.

Nah, kalau sudah begini kejadiannya, hak asasi kamu untuk memiliki waktu privasi dengan orang terdekat kamu jadi terambil. Kasus di atas adalah salah satu dari sekian kasus yang sering ditemui dalam sebuah hubungan (pacaran). Sebagian besar korban KDP lebih memilih diam dan mengalah. Alasan yang mendasar sebagian besar adalah karena takut untuk diputusin, karena merasa sudah sangat sayang atau cinta dengan pasangan kita.

Ada nggak sih solusinya?

Tentu ada! Kunci utamanya adalah komunikasi. Hubungan yang Demokratis adalah salah satu wujud dari pola komunikasi efektif dalam hubungan. Ya, Hubungan yang Demokratis lah solusinya.

Apa sih Hubungan yang Demokratis?

Selama ini yang kita tahu kata ‘demokratis’ identik dengan pemerintahan. Ternyata, hubungan juga harus demokratis lho. Bahkan bisa jadi solusi untuk pencegahan Kekerasan dalam Hubungan (dating violence).

Hubungan yang Demokratis adalah hubungan yang mengadaptasi prinsip-prinsip demokrasi, yaitu penuh perdamaian tanpa kekerasan dan pemaksaan kehendak, adanya kebebasan individu untuk menentukan nasibnya sendiri, saling menghormati adanya perbedaan tetapi tetap memiliki tanggung jawab mewujudkan ketertiban bersama.

Penerapan hubungan yang demokratis sendiri berakar dari Hak Asasi Manusia (HAM), yaitu hak untuk hidup, hak untuk berpendapat, dan hak atas privasi. Ketiga poin HAM tersebut yang paling disoroti dan menjadi fokus utama karena hak-hak tersebut seringkali terabaikan yang berujung pada kesewenang-wenangan dalam hubungan (baca: Kekerasan Dalam Pacaran).

Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menciptakan hubungan yang demokratis:

ü  Buatlah kesepakatan selama menjalani hubungan. Kesepakatan disini mencakup batasan hal-hal apa saja yang boleh dilakukan selama menjalin hubungan (Do’s) dan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan (Don’t). Penting juga untuk menyepakati bagaimana cara penyelesaian masalah dalam hubungan. Intinya, persamaan visi dan persepsi. Buat yang akan menjalani hubungan, sepakati hal tersebut sebelum resmi memulai hubungan.

ü  Komunikasikan hak-hak yang kalian miliki. Tujuan supaya masing-masing pihak menghargai dan menghormati haknya dan hak pasangannya.

ü  Terapkan prinsip “Komunikasi itu Penting”. Jadi, informasikan hal-hal yang kiranya butuh didiskusikan dengan pasangan. Tujuannya untuk mencari solusi bersama dan pemahaman yang sama (mutual understanding). Bersama kita bisa ! 🙂

Semoga bermanfaat yah, Sobat GueTau!

Selamat menjalani Hubungan yang Demokratis!

Karena Gue Tau, Kalo Loe ?

 

___

Ditulis oleh: Nikita Dewayani, Kontributor Guetau.com

related post

One thought on “Hubungan yang Demokratis itu…

  1. alexa says:

    wow keren bgt informasinya .aku share yah. btw khasus ini juga di alami oleh temen temen waria n pasanganya lho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *