Laki-laki Feminis? Kenapa Enggak?

posted on 27/11/2014

Untitled

“Seseorang boleh saja menangis, bukan karena ia seorang perempuan, tapi karena ia adalah manusia. Seseorang boleh juga menjadi seorang pemimpin bukan karena ia adalah seorang lelaki, tapi karena ia adalah manusia.”

 

Baik laki-laki maupun perempuan memiliki esensi masing-masing dalam dirinya. Sebagai makhluk sosial, keduanya saling membutuhkan, terlepas dari jenis kelamin apapun. Sayangnya, apabila mengacu pada fakta, masih banyak orang yang tidak menyadarinya. Kondisi ini bisa dilihat dari adanya tindak diskriminasi pada perempuan, yang mengakibatkan laki-laki terlihat berada di atas segalanya.

Banyak buku maupun artikel yang mengajarkan cara menjadi perempuan yang baik. Lalu, bagaimana cara menjadi laki-laki yang baik? Kali ini GueTau akan memberikan informasi tentang bagaimana cara menjadi laki-laki yang baik. Ya, laki-laki juga harus tahu bagaimana jadi sesorang manusia yang baik agar tidak ada diskriminasi dan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki. Kamu seorang laki-laki yang baik? Kamu tentu wajib membaca artikel ini!

Mulai dari istilah feminis. Pasti sudah sering dengar, kan? Feminis adalah seseorang yang memperjuangkan hak-hak perempuan, siapapun itu. Perempuan maupun laki-laki, remaja maupun dewasa, setiap orang yang memiliki keinginan untuk mengubah ketidakadilan yang ada pada perempuan dapat dikatakan sebagai seorang yang feminis. Ryan Fajar Febrianto, salah satu pengurus dari Aliansi Remaja Independen mengatakan bahwa menjadi feminis adalah upaya menantang diri untuk memiliki daya kritis dan berjuang demi kesetaraan dan keadilan. Artinya, menjadi seorang feminis adalah sebuah tantangan demi kesetaraan.

Laki-laki dan Feminisme

Nah, untuk memperingati International Men’s Day, kali ini GueTau.com akan memberitahukan kepada Sahabat GueTau, apakah seorang laki-laki perlu untuk menjadi feminis? Menjadi seorang feminis mendorong seseorang untuk melihat berbagai macam ketidakadilan yang terjadi dan memperbaharui kultur yang ada. Ketika seorang laki-laki menjadi feminis, maka tentu akan membuatnya memperjuangkan hak perempuan pula. Karena pada kenyataannya sekarang, laki-laki dijadikan sebagai kasta tertinggi dan superior, dibandingkan dengan perempuan yang masih dianggap di dapur saja.

Padahal berdasarkan sudut pandang HAM, manusia dilahirkan untuk dapat hidup setara. Contoh sederhana yang dapat diambil dalam ketidakadilan tersebut adalah laki-laki ditekankan untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri, dituntut untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, sedangkan perempuan kebanyakan hanya diprioritaskan untuk mengatur rumah tangga saja.

Di masyarakat bahkan perempuan sering dianggap sebagai pihak yang lemah, sehingga penindasan oleh laki-laki terhadap perempuan semakin marak terjadi di masyarakat. Bahkan data dari UNICEF tahun 2013 menunjukkan 4 dari 10  Remaja perempuan (usia 15-19 tahun) mengaku bahwa seorang suami dibenarkan untuk memukuli istrinya dalam situasi-situasi tertentu: ketika seorang istri menggosongkan masakan, bertengkar dengan suami, pergi keluar rumah tanpa izin suami, menelantarkan anak, atau menolak berhubungan seksual.

Sahabat GueTau tentunya sudah sering mendengar istilah ini. Sudah banyak perjuangan-perjuangan yang dilakukan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dalam hidupnya. Namun semua itu tidak akan ada artinya jika tidak didukung oleh pengertian dari laki-laki dalam memahami emansipasi tersebut. Kesadaran diri dari laki-laki untuk mengubah diri juga sangat diperlukan, dengan begitu akan lebih mudah untuk menciptakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.

Ada yang mengatakan bahwa gerakan feminis adalah gerakan yang bertujuan agar setiap orang memahami pentingnya kesetaraan gender dan pentingnya menghilangkan penindasan. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar, feminis bukan hanya sebuah pemahaman, namun juga tindakan. Seseorang yang mengerti akan feminisme, seharusnya menindak lanjuti dengan menghargai perempuan dan dapat menempatkan dirinya dalam hal kesetaraan.

 

061212-Harian-Jogja-Lelaki-Anti-Perkosaan_03

 

Pemahaman Maskulinitas

Lalu, apakah yang membuat seorang laki-laki tidak ingin menjadi feminis? Pemahaman yang terjadi di masyarakat adalah salah satu sebabnya. Kamu yang baru mendengar istilah laki-laki feminis tanpa mendapatkan pengertian yang benar tentang feminis itu sendiri kemungkinan akan berpikir bahwa laki-laki feminis adalah laki-laki yang memiliki sifat-sifat feminim dalam diri perempuan. Hal ini dapat terjadi karena pehaman maskulinitas yang masih sangat kental dalam laki-laki. Padahal sesungguhnya pemahaman tentang maskulinitas yang terlalu keras bisa berdampak buruk, bukan hanya untuk perempuan tapi untuk laki-laki itu sendiri.

Ryan mengatakan bahwa bahkan pemahaman maskulinitas dapat menimbulkan hal-hal buruk seperti penindasan yang dilakukan oleh laki-laki yang lebih maskulin kepada laki-laki yang kurang maskulin, perilaku bullying yang tak terkendali, dan juga perkelahian yang semata-mata untuk menunjukkan siapa yang lebih macho. Pemahaman seperti ini dapat membuat psikologi seseorang terganggu,  banyak laki-laki yang menjadi minder dan takut untuk bersosialisasi hanya karena ia tidak memenuhi kriteria maskulin tersebut.

 

Laki-laki baik yang sesungguhnya

Feminisme adalah perjuangan untuk meraih kesetaraan. Feminisme bukan hanya untuk perempuan saja, namun juga untuk laki-laki. Jadi, bagaimanakah laki-laki yang baik terkait dengan hal tersebut? Ryan mengatakan bahwa laki-laki yang baik adalah laki-laki yang mau dan mampu meninjau kembali keistimewaan yang dimilikinya, bagaimana keistimewaan tersebut menciptakan relasi kuasa yang timpang antar/dalam kelompok gender, dan bagaimana ia dapat melakukan perubahan konkrit dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari cara pandang dan sikap untuk tidak mendiskriminasi di kehidupan sehari-hari.

Artinya laki-laki yang baik adalah laki-laki yang berani untuk mengubah diri dan bersikap untuk menghormati dan hidup adil dalam keberagaman. Untuk menjadi laki-laki yang baik, Sahabat GueTau harus berani untuk mengambil tindakan untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik dan saling menghormati antar sesama, terlepas dari gender apapun.

Fakta tentang feminisme bukan berarti mengatakan bahwa untuk ke depannya, laki-laki harus di dapur sementara perempuan mengejar cita-cita besar. Pemahaman tentang feminisme tidak menghendaki diskriminasi berbalik kepada laki-laki. Kuncinya, bagaimana kita dapat duduk bersama, sejajar, dan menyepakati serta menyusun rencana bersama pula.

Nah, demikianlah penjelasan singkat tentang feminisme dan laki-laki baik. Semoga informasi di atas berguna bagi Sahabat GueTau. Jika ada pertanyaan tentang feminisme dan laki-laki baik, jangan sungkan untuk hubungi kami di info@Guetau.com atau kunjungi website Aliansi Laki-laki Baru (www. lakilakibaru.or.id) dan Twitter @lakilakibaru.

 

Ditulis oleh Sandy Anugerah

 

Referensi:

  1. www.michaelkaufman.com
  2. www.jakarta.kompasiana.com
  3. www.dindanuurannisaayura.wordpress.com
  4. www.lakilakibaru.or.id

related post

What’s Up November: International Men’s Day di Inggris

posted on 21/11/2016

“Di 19 November tahun 2016 ini, UK’s Men’s Day mengusung tema Making a Difference for Men and Boys. Tema ini didesain agar masyarakat

4 Hal yang Membuat Kamu Perlu Melakukan Tes dan Konseling HIV dengan Segera!

posted on 03/11/2016

Halo Sobat GueTau, gak terasa ya kita sudah memasuki bulan November! Kurang dari sebulan lagi, kita akan merayakan Hari AIDS Sedunia yang bi

Merayakan Tubuhmu, Tubuhku, Tubuh Kita

posted on 13/03/2016

“Berkumpul di sebuah tempat sembari merayakan tubuh, bercerita, dan bernyanyi” Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *