Ketimpangan Gender: Diskriminasi Perempuan dalam Pekerjaan “Maskulin”

posted on 05/05/2015

GenderDis

“Perempuan maupun pria sama-sama manusia, yang memiliki hak untuk bekerja di bidang apapun. Entah itu pekerjaan ‘feminin’ atau ‘maskulin’. Dan tidak seharusnya mereka mengalami diskriminasi dan stigma dalam bentuk apapun.”

 

Pernahkah Sahabat GueTau melihat seorang perempuan yang bekerja di bidang yang biasanya didominasi para pria? Misalnya, sebagai supir bis, petugas Satpol PP, pilot, CEO, menteri, bahkan presiden. Yups, saat ini sudah banyak perempuan yang menggeluti pekerjaan yang dulu biasanya dilakukan para pria saja.

Meskipun begitu, masih ada klasifikasi gender dalam berbagai bidang pekerjaan. Hal ini dibenarkan oleh data dari United Nation Development Programme pada tahun 2013 tentang Gender Equality Index, yakni kesetaraan gender pada bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan politik di negara-negara Asia-Pasifik masih tergolong rendah, yakni di kisaran 0,494.

Nah, salah satu bentuk diskriminasi itu adalah anggapan bahwa perempuan yang bekerja di bidang pekerjaan yang dianggap maskulin merupakan sebuah anomali karena sifat perempuan yang lemah, baik secara fisik maupun psikologis. Lalu, apalagi bentuk diskriminasi yang dialami para perempuan yang menggeluti bidang pekerjaan yang dianggap maskulin? Yuk, kita simak!

 

  1. Mengalami Beban Ganda

GenderDis2

 

Tidak seperti para pria yang memiliki peran  sebagai pencari nafkah keluarga, perempuan sering diidentikkan dengan pekerjaan domestik sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus suami dan anak. Karena hal tersebut, perempuan yang sudah berkeluarga dan bekerja di luar rumah, harus mengalami beban ganda, yakni sebagai ibu rumah tangga dan juga pekerja.

 

  1. Anggapan Buruk pada Perempuan Single yang Lebih Memilih Berkarier dan Tidak Menikah

GenderDis3

 

Berkebalikan dengan perempuan yang bekerja dan sudah menikah, perempuan single yang lebih memilih berkarier dulu sehingga menunda menikah, sering disebut sebagai perawan tua. Apalagi jika dia bekerja pada waktu malam, maka masyarakat sering menganggapnya sebagai perempuan tidak baik.

 

  1. Gaji Perempuan Lebih Rendah Dibandingkan dengan Pria

 

GenderDis4

 

Sebuah data dari Social Justice menemukan bahwa gaji perempuan yang bekerja di Amerika Serikat dan Kanada lebih rendah dibandingkan pekerja pria hingga 61%. Perbedaan ini didasarkan beberapa hal, seperti lebih banyaknya cuti yang diajukan pekerja perempuan dibandingkan pria (cuti hamil dan melahirkan), sempitnya kesempatan perempuan untuk naik jabatan dibandingkan pria, dan lain-lain.

 

  1. Sulit Menduduki Posisi Tinggi di Perusahaan

 GenderDis5

Dibandingkan pria, perempuan lebih sulit untuk menduduki posisi penting di perusahaan, seperti CEO. Data dari CNN menemukan bahwa dari 500 perusahaan besar di dunia, hanya 12 yang memiliki CEO perempuan. Salah satu alasannya adalah masih adanya anggapan di masyarakat bahwa perempuan terlalu emosional dan lemah untuk menjadi seorang pemimpin. Seorang pemimpin perempuan yang terlalu lembut pada bawahannya dianggap kurang berwibawa oleh para bawahannya.

 

  1. Lebih Beresiko Mengalami Kekerasan di Tempat Kerja

GenderDis6

 

Tentu Sahabat GueTau pernah mendengar berbagai berita di media massa mengenai kasus penganiayaan yang dialami Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang bekerja di negara-negara asing.

Resiko perempuan mengalami kekerasan di tempat kerja tidak hanya dialami oleh yang bekerja sebagai asisten rumah tangga, tapi semua perempuan yang bekerja. Kekerasan ini terjadi dalam berbagai bentuk, terutama dalam bentuk kekerasan seksual, seperti pelecehan seksual dan perkosaan.

 

Perempuan maupun pria sama-sama manusia, yang memiliki hak untuk bekerja di bidang apapun,ntah itu pekerjaan “feminin” atau “maskulin”. Tidak seharusnya mereka mengalami diskriminasi dan stigma dalam bentuk apapun. Jadi, mari wujudkan kesetaraan gender dengan sebetul-betulnya, bukan hanya sekadar bualan dalam bentuk kata-kata. Bagi Sahabat GueTau yang ingin tahu lebih banyak tentang kesetaraan gender, silahkan kirim pertanyaannya ke info@guetau.com.

 

Ditulis oleh Fatimah

 

Referensi:

  1. http://www.fahdisjro.com/2012/01/gender-dan-hegemoni-maskulin.html
  2. http://www.isigood.com/karir-wirausaha/tips-membalik-trend-turunnya-jumlah-pemimpinmanajer-wanita-di-indonesia/
  3. http://www.tempo.co/read/news/2010/08/10/108270158/Wanita-Cantik-Cenderung-Didiskriminasi-pada-Pekerjaan-Maskulin
  4. http://febbyristi-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-80730-Lecture%20MaterialsTenggelamnya%20Sensitivitas%20Gender%20dalam%20Budaya%20Korporasi.html

 

related post

Menyaksikan Aksi Women’s March Jakarta Melalui Bidikan Kamera

posted on 05/03/2017

“Aksi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional.” Sebanyak 700 orang hadir dalam aksi Women’s

4 Hal yang Membuat Kamu Perlu Melakukan Tes dan Konseling HIV dengan Segera!

posted on 03/11/2016

Halo Sobat GueTau, gak terasa ya kita sudah memasuki bulan November! Kurang dari sebulan lagi, kita akan merayakan Hari AIDS Sedunia yang bi

Hantu Perempuan dan Perkosaan

posted on 14/03/2016

“Perilaku korban pemerkosaan akan berubah, korban akan menarik diri dari lingkungan, dan mengalami gangguan psikis seperti menyalahkan dir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *