8 Tanda Kamu Belum Move on
Harus Banget Move on? Putus dengan pacar tersayang merupakan suatu rasa yang mungkin sangat susah dijelaskan dengan kata-kata. Orang
“Coba ingat ingat kapan terakhir melakukan hal yang kita sukai seperti pergi bareng teman, nonton DVD, atau sekadar minum teh di sore hari?”
Putus cinta, galau, sakit hati, menangis, sedih. Beberapa kata yang akrab menggambarkan kehidupan remaja. Kelanjutannya sudah bisa ditebak, apalagi kalau bukan bertanya-tanya pada diri sendiri atau teman terdekat untuk ‘bagaimana ya supaya bisa move on?’ Kadang, bukannya move on, tapi kamu semakin kepikiran mantan pacar atau menjelek-jelekkan dia di depan teman-teman kamu karena masih sakit hati. Jangan-jangan ada di antara Sahabat GueTau yang sedang merasakan hal seperti ini? Kalau ya, wajib baca ini hingga tuntas!
Ini bukan istirahat dalam arti fisik, ya. Kalau kalian akrab dengan lagunya Demi Lovato yang judulnya Give Your Heart A Break, bisa jadikan kalimat itu jadi panutan kamu untuk memulai langkah mudah ini. Setelah putus, rasa yang ada pasti terpuruk. Maunya murung, sendirian, bahkan terus menangis. Jangan bingung dan putus asa, kondisi ini normal dan kamu tidak sendirian. Ini adalah masa di mana Sahabat GueTau memulai fase ‘Istirahat’ tersebut.
Nikmati fase ini. Tidak ada kegiatan yang lebih baik dari pada berbagi dengan orang yang kita percaya. Dengan bercerita, sebagian beban kamu akan hilang karena berarti kamu tidak memikul sakit hati sendirian. Dalam fase ini, Sahabat GueTau akan mulai bepikir langkah ke depan. Kalau ternyata mantan kamu memang tidak cukup baik, ikuti langkah selanjutnya!
Lari dari kenyataan memang lebih gampang jika dibandingkan dengan lari marathon. Tapi jangan lupa untuk membayangkan efeknya yang ternyata seratus kali lebih melelahkan. Rasa murung, sedih, dan sakit hati akan terus-terusan mengejar sehingga kita serasa dipaksa untuk terus lari untuk menghindari perasaan tersebut. Hadapi kenyataan bahwa kamu dan mantan kamu itu memang sudah tidak ada hubungan apa-apa kecuali (mungkin) teman. Percaya, deh, rasa sakit menerima kenyataan semacam ini tidak akan bertahan lama, bahkan membuat kamu lebih kuat dari sebelumnya.
Berhasil menghadapi kenyataan bukan berarti perasaan deg-degan sedih ketika melihat mantan (atau setidaknya tweet-nya) ternyata terkesan tidak merasakan kesedihan yang kamu rasakan. Santai saja dan terus lakukan hal yang sama. Bukankah kamu juga punya hak untuk berlaku ‘biasa aja’?
Ingat, dengan adanya keputusan untuk tidak berpacaran lagi, berarti kamu kembali kepada kehidupan kamu sebelumnya ketika belum saling kenal. Bukankah kamu dulu tidak merasa sepi, sedih, dan murung seperti sekarang? Jadi jangan buang waktumu sia-sia untuk memikirkan kenapa dia terkesan tidak peduli. Sebaliknya, jalankan rutinitasmu seperti biasa.
Ini langkah paling penting karena menjadi tolok ukur berhasil atau tidaknya kamu move on. Ketika putus, yang ada di pikiran adalah kenangan manis dan segala sesuatu yang menyenangkan tentang dia. Nah, coba ubah sedikit sudut pandang kamu tanpa perlu melupakan kenangan itu.
Berani pacaran berarti berani mengorbankan waktu untuk diri sendiri. Memang ketika awal pacaran di mana semuanya masih terasa indah, rasanya selalu ingin berdua. Intinya, terlalu sering merasa ‘kangen’. Coba ingat ingat kapan terakhir melakukan hal yang kita sukai seperti pergi bareng teman, nonton DVD, atau sekadar minum teh di sore hari? Jika masih sempat pun, pasti frekuensinya tidak sesering dulu saat masih sendiri. Lakukan hal tersebut sebagai penebus dosa karena lupa memanjakan diri sendiri.
Selain itu, lakukan hal-hal yang bisa menggali dan memperkuat potensi Sahabat GueTau. Bisa ikut komunitas hobi, menulis, dan hal-hal lainnya yang bersifat positif dan produktif. Siapa tahu karya kamu akan bermanfaat untuk kamu dan orang lain. Contohnya adalah Adele yang bisa jadi penyanyi terkenal dengan lagu yang ia ciptakan saat galau, kamu juga pasti bisa, kan?
Proses ini proses akhir sekaligus penutup dari langkah move on untuk Sahabat GueTau. Banyak dari kita yang cenderung menjelek-jelekkan mantan pacar ke orang lain atau di media sosial. Padahal, hal itu sangat fatal. Tidak ada yang bisa menjamin kamu tidak akan bertemu atau bahkan bekerja bersama mantan pacar kamu.
Saatnya memaafkan kesalahannya. Kamu akan sukses memaafkan kesalahannya apabila sudah bisa fokus pada diri sendiri. Memaafkan kesalahan bukan berarti kamu mengalah pada sakit hati, justru menunjukkan bahwa kamu memiliki hati yang besar untuk merangkul kembali seseorang yang pernah membuatmu sedih. Keren, kan?
Karena saat Sahabat GueTau putus dengan pacar bisa jadi cerita yang panjang, tidak ada salahnya untuk berbagi cerita ke [email protected] supaya beban kamu hilang paling tidak setengahnya. Selamat mencoba!
Ditulis oleh Justian Edwin Darmawan