Wonder Woman itu Realita. Nggak Percaya?

posted on 30/04/2013

Tahu karakter Wonder Woman dalam kartun atau animasi?

Apa sih yang digambarkan oleh karakter itu?

Hebat? Berkekuatan super?

Tahu nggak sih kalau Wonder Woman ada versi nyatanya?

Sobat GueTau yang makin kece, sedikit banyak pernah mendengar atau tahu dong karakter animasi Wonder Woman. Wonder Woman adalah karakter animasi yang menggambarkan pahlawan wanita yang berjuang untuk keadilan, cinta, perdamaian, dan kesetaraan gender. Perjuangannya untuk kesetaraan gender menjadikan Wonder Woman  sebagai ikon feminis. Ia dianugerahi dengan kekuatan super dan kemampuan bertarung. Senjata yang digunakan berupa tali cambuk (Lasso of Truth), gelang yang tak bisa hancur (indestructible bracelets), dan tiara yang mengeluarkan peluru.

Di sini penulis tidak akan menjabarkan secara detil tentang sosok Wonder Woman karena hanya merupakan karakter fiksi semata. Nah, yang akan menjadi fokus bahasan artikel kali ini adalah Wonder Woman versi realita alias nyata. Ada nggak sih?

Ternyata sosok Wonder Woman versi nyata itu ada loh, Sobat, namun dalam perwujudannya yang berbeda. Bukan dengan kekuatan magis, senjata canggih, atau semacamnya. Serta tidaklah menggunakan seragam seperti yang digambarkan. Ia adalah perempuan-perempuan tangguh yang gigih, pekerja keras, dan bertanggung jawab di bidangnya. Kisah Wonder Woman ini bisa kita amati sendiri di sekitar kita. Mungkin saja ibu kita, tetangga kita, guru kita, sahabat kita, atau bahkan ibu-ibu pedagang. Berikut ini penulis akan menampilkan beberapa kisah Wonder Woman versi nyata. Yuk, disimak!

Gemar Menolong Sesama

Yuliana Supatmiati (31 tahun) yang akrab disapa suster Yuli atau Mba Yuli adalah perawat yang bekerja di di Hospis Surya Kasih Waena, Papua. Apa yang membuat sosok ini istimewa? Suster Yuli adalah perawat yang tidak hanya bekerja tetapi juga tinggal bersama denganOrang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Hospis Surya Kasih Waena, Papua. Di sana ia bekerja hampir 24 jam melayani para penderita AIDS yang umumnya sudah kritis dan tidak berdaya. Ya, stigma negatif dan diskriminasi di masyarakat terhadap ODHA membuat mereka terkucilkan dan tak jarang ’dibuang’ oleh keluarganya. Suster Yuli merawat semua pasien dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. Naluri kemanusiaannya yang memandang bahwa ‘Setiap Manusia adalah Sama’ mendorong rasa empatinya untuk melakukan hal nyata dengan merawat mereka. Meskipun hanya berbekal pendidikan Sekolah Menengah Pendidikan Keperawatan atau SPK, tekadnya untuk membantu sesama mengalahkan rasa takutnya. Sayangnya, penghasilan yang diperolehnya sangat kecil. Namun, itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus berkontribusi untuk sesama.

Bertanggung Jawab

Syamsiwar (48 tahun) adalah seorang janda dengan lima orang anak yang berasal dari Kotolua, Sumatera Barat. Ia ditinggal wafat oleh suaminya dua tahun yang lalu. Karena tidak bersekolah, ia hanya mampu mengandalkan tenaganya untuk mencari nafkah. Sehari-hari, perempuan paruh baya ini pergi ke rimba Lambunglukik, Pauh, untuk mencari tumbuhan pakis (paku) untuk kemudian dijualnya. Untuk menjangkau rimba, ia harus menempuh perjalanan sepanjang 3km dari rumahnya dengan berjalan kaki. Dalam berdagang, ia tidak pernah mematok harga.  Kadang, 25 ikat pakis dijual Rp10.000,00 sampai Rp30.000,00. Prinsipnya adalah “yang penting laku”. Penghasilan sebesar itu tentu belum mencukupi kebutuhannya dan lima orang anaknya sehari-hari. Alokasi uang ia prioritaskan untuk biaya pendidikan anaknya di Madrasah Islam Negeri (MIN) Kotolua. Sehari-hari, Syamsiwar dan kelima anaknya tinggal di pondok kayu ukuran 4×4 meter.

Sungguh sebuah pengorbanan berlandaskan rasa tanggung jawab serta kasih sayang terhadap anak-anaknya. Sudah sepatutnya kita sebagai anak sadar diri untuk membantu orang tua dan berbakti padanya dengan cara belajar dengan giat.

Pejuang itu tidaklah harus dengan senjata yang canggih, pertempuran, dan kontak fisik semacamnya. Dengan kerja keras yang tulus dilandasi kasih sayang antarsesama mampu menyelesaikan masalah. Bahkan, dampak negatif yang ditimbulkannya pun jauh lebih sedikit. Begitulah yang ditunjukkan oleh pejuang-pejuang tangguh perempuan kita di atas.

Setelah baca dua kisah di atas percaya kan kalau Wonder Woman itu memang ada di dunia nyata?

___

Ditulis Oleh: Nikita Dewayani, Kontributor GueTau.com

related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *