APAKAH AKU BERKUASA ?

posted on 16/01/2013

Teman-teman muda, jangan kaget waktu baca judul postingan kali ini. Postingan kali ini sama sekali ga ada kaitannya dengan suasana pemilihan capres 2014, hehehe 🙂 Tapi yang pasti ada kaitannya dengan diri teman-teman muda sekalian. Pastinya penasaran kan? Makanya simak terus pemaparan berikut ini …

Siapa yang berkuasa atas hidup teman-teman muda…?

Kira-kira, apa sih yang akan menjadi jawaban teman-teman muda ketika ada yang mempertanyakan hal tersebut diatas kepada teman-teman? Mungkin sebagian besar teman-teman muda diantara akan menjawab: diri sendiri donk! Masa orang lain siih… Lalu, apakah itu adalah yang utama dan satu-satunya? Tentu saja tidak! Sebagai makhluk sosial, yang hidup berdampingan dengan orang lain, ada beberapa hal yang juga akhirnya memberikan kontribusinya. Hal lain yang diyakini turut berkuasa atas diri mereka; sebut saja Sang Empunya Kehidupan, keluarga, lingkungan sekitar bahkan norma-norma yang ada.

Nah loh, kalau gitu siapa sih yang sebenarnya berkuasa atas diri teman-teman muda? Kali ini GueTahu.Com memaparkan salah satu pemikiran Michel Foucault, filsuf pelopor strukturalisme, terkait dengan relasi kuasa. Foucault menyatakan bahwa kekuasaan ada dimana-mana, bukan hanya dikuasai oleh institusi yang lebih tinggi karena kekuasaan adalah satu dimensi dengan relasi. Artinya, dimana ada relasi disana ada kekuasaan. Gimana donk kalau misalnya kita tidak memiliki relasi apapun. Foucault mencoba memperlihatkan bahwa kita adalah bagian dari mekanisme kekuasaan itu; dan dari sinilah muncul kesanggupan untuk menggunakan kekuasaan secara baik, artinya demi kepentingan orang lain. Sayangnya, hanya sedikit individu yang menyadari perannya dalam peta kekuasaan, sehingga tidak muncul penghargaan terhadap keberagaman peran yang ada dalam relasi kuasa – misalnya tindakan atau system menindas atau penyeragaman

Secara sederhana dipahami seperti ini, teman-teman muda memiliki identitas yang beragam semenjak lahir apakah itu identitas sebagai anak, identitas seksual, identias iman dan beragam identitas lainnya. Kerap kali yang terjadi adalah teman-teman muda ‘terjebak’ dalam identitas yang diberikan oleh orangtua; sebut saja identitas iman yang selalu di-sama-kan dengan identitas iman orangtua atau identitas seksual yang dipahami hanya terbatas pada relasi heteroseksual atau identitas gender yang harus sesuai dengan karakter biologisnya. Sayangnya, ketika ada teman-teman muda ber-identitas berbeda, maka akan mendapatkan perlakuan ‘penindasan’ berupa penyeragaman.

Nah, sekarang teman-teman muda bisa menjawab pertanyaan yang juga adalah judul postingan GueTahu kali ini. Apakah teman-teman muda berkuasa atas dirinya sendiri…?

Kalau GueTahu…, Kalau Loe??

___

Ditulis Oleh: Vika Larasati

 

related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *