Serba-Serbi Pendidikan Alternatif

posted on 05/06/2013

Sahabat #GueTau pernah dengar istilah “sekolah alternatif” nggak? Kalau pernah, menurut kalian, sekolah alternatif itu apa sih? Yang pasti beda dong dengan pengobatan alternatif… Hehehe.

Menurut Jery Mintz, pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam empat bentuk, yaitu:

  • Sekolah publik pilihan (public choice):

Yang dimaksud dengan sekolah publik pilihan adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara atau biasa kita sebut sekolah negeri yang menyelenggarakan program belajar dan pembelajaran yang berbeda dengan dengan program regular/konvensional, namun mengikuti tetap sejumlah aturan baku yang telah ditentukan. Contoh, sekolah publik pilihan adalah sekolah terbuka/korespondensi (jarak jauh). Kondisi sekarang adalah SMP Terbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka.

  • Sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk):

Pengertian “siswa bermasalah” di sini meliputi mereka yang:

 

–        Tinggal kelas karena lambat belajar,

–        ‘Nakal’ atau mengganggu lingkungan (termasuk mereka yang sedang menjalani masa pemasyarakatan di Lembaga Permasyarakatan Anak),

–        Korban penyalahgunaan narkoba,

–        Korban trauma dalam keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi, konflik etnis/budaya (termasuk bagi anak suku terasing, anak jalanan, dan anak gelandangan),

–        Putus sekolah karena berbagai sebab lain,

–        Belum pernah mengikuti program sebelumnya

 

  • Sekolah/lembaga pendidikan swasta/independen:

Macam pendidikan alternatif yang kali ini mempunyai jenis, bentuk, dan program yang sangat beragam, termasuk di dalamnya:

–        Program pendidikan bercirikan agama seperti pesantren dan sekolah minggu

–        Lembaga pendidikan bercirikan keterampilan fungsional seperti kursus atau magang

–        Lembaga pendidikan dengan program perawatan atau pendidikan usia dini seperti penitipan anak, kelompok bermain, dan taman kanak-kanak

 

  • Pendidikan di rumah (home-based schooling):

Termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang masih dalam usia sekolah, misalnya dari kakak ke adik, orangtua ke anak, antarsepupu, keponakan, dan lain sebagainya. Pendidikan ini diselenggarakan sendiri oleh orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan, seperti:  menjaga anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang bertentangan dengan tradisi keluarga (misalnya pendidikan yang diberikan keluarga yang menganut fundalisme agama atau kepercayaan tertentu); menjaga anak-anak agar selamat/aman dari pengaruh negatif lingkungan; menyelamatkan anak-anak secara fisik maupun mental dari kelompok sebayanya; menghemat biaya pendidikan; dan berbagai alasan lainnya.

Nah, setelah penjabaran tentang empat jenis pendidikan alternatif seperti di atas, Sahabat #GueTau boleh nih melihat lagi ke pola pendidikan yang selama ini Sahabat #GueTau tempuh, apa sudah sesuai dengan keinginan dan kondisi Sahabat #GueTau? Atau malah, kalian merasa akan lebih cocok dan nyaman menjalani pendidikann alternatif? Semua pilihan ada di tanganmu ya. Jangan lupa dipertimbangkan dengan masak sebelum membuat keputusan 🙂

___

Ditulis oleh: Nisrina Nadhifah, kontributor GueTau.com

related post

Mengapa Memilih Homeschooling?

posted on 21/05/2014

  Homeschooling atau sekolah rumah adalah suatu metode pendidikan alternatif diluar metode belajar formal di sekolah di mana kegiatan b

Homeschooling: Ketika Sekolah Tak Lagi (Hanya) Rutinitas

posted on 05/06/2013

Rajin Pangkal Pandai Semboyan di atas rasanya familiar sekali sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Semboyan yang memotivasi ana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *