Kontrasepsi dan Aborsi: Dua Hal Mendasar yang Harus Kita Pahami

posted on 06/10/2013

Sahabat Guetau, sejak tahun 2007 setiap tanggal 26 September diperingati sebagai hari kontrasepsi dunia. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya kontrasepsi untuk mencegah dan menurunkan angka kehamilan tidak di inginkan dan angka aborsi di seluruh dunia.

Peringatan Hari Kontrasepsi Dunia turut diadakan di Indonesia secara nasional, hal ini membuktikan keseriusan pemerintah kita untuk mencapai salah satu program MDG’s (Millenium Development Goals) yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan melalui KB yang menurunkan tingkat kesuburan para ibu.

Ayo Mengenal Alat Kontrasepsi!

Sahabat Guetau, kontrasepsi tidak hanya dalam bentuk pil, suntik, atau susuk KB loh tapi ada jenis lainnya juga.

1. Kondom

kondom

Kondom merupakan salah satu pilihan kontrasepsi yang dinilai paling aman dan nyaman karena tidak menimbulkan efek samping. Kondom digunakan pada penis pria sebelum masuk ke liang vagina. Kondom terbuat dari karet lateks tipis dan tidak berpori sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual bahkan HIV & AIDS jika digunakan dengan tepat.

2. Kondom perempuan

Selain kondom laki-laki juga ada kondom perempuan loh. Kondom yang khusus dirancang untuk perempuan ini memiliki bentuk panjang dengan cincin di kedua ujungnya. Ujung yang terbuka adalah jalan masuk penis sedangkan ujung yang tertutup untuk menahan sperma masuk kedalam area servicks.

3. Diafragma

Merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk tudung atau mangkuk yang terbuat dari karet lateks dan dimasukan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual yang berfungsi menutup servicks.

4. Spermasida

Spermasida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mematikan sperma atau menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

5. Sterilisasi

Sterilisasi pada perempuan dikenal dengan istilah tubektomi yaitu dengan memotong atau menutup saluran telur sehingga tidak akan bisa hamil lagi. Sterilisasi pada laki- laki di kenal dengan istilah vasektomi dengan cara mengikat atau memotong saluran sperma sehingga sperma yang keluar saat ejakulasi tidak bisa membuahi sel telur pada perempuan,

Tapi tidak semua perempuan memiliki akses yang sama untuk mendapatkan alat kontrasepsi. Perempuan dengan golongan ekonomi menengah kebawah terbentur biaya ketika ingin mendapatkan kontrasepsi. Selain itu remaja yang melakukan seks dini pun menemui kesulitan yang sama dan tidak berani membeli kontrasepsi berupa kondom karena perasaan malu dan takut.

Menurut WHO pada tahun 2000 sekitar 50 juta kehamilan di dunia setiap tahunnya adalah kehamilan yang tidak di inginkan. Kejadian ini bisa terjadi pada pasangan menikah atau tidak menikah. Bagi pasangan yang tidak siap menerima kelahiran sang bayi memilih melakukan aborsi. Karena aborsi yang ilegal di negara kita, banyak pasangan yang melakukan aborsi dengan cara tidak aman seperti mengunjungi dukun sehingga meningkatkan resiko kematian ibu.

Aborsi dari Persfektif HAM, Kode Etik Kedokteran dan Lingkungan Sosial

abortionSahabat Guetau, tanggal 28 September juga diperingati sebagai Hari Aksi untuk Akses Aborsi Aman dan Legal Dunia. Pada tanggal ini individu maupun kelompok yang tergabung dalam organisasi massa turun kejalan melakukan aksi atau diskusi melalui pemutaranfilm, dsb untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak dari aborsi tidak aman dan ilegal.

Dilihat dari persfektif HAM aborsi aman dan  legal merupakan hak seorang perempuan karena merupakan bagian mendasar dari hak kesehatan reproduksi. Aborsi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari bagi perempuan yang tidak menginginkan kehamilannya karena beberapa alasan seperti tidak memiliki akses untuk mendapatkan kontrasepsi atau kehamilan yang diakibatkan karena perkosaan. Jika ditinjau dari kode etik kedokteran di Indonesia, aborsi menjadi legal ketika aborsi adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan jiwa ibu dari kematian.

Banyaknya kasus aborsi yang terjadi karena kehamilan diluar nikah menyebabkan perempuan yang melakukan aborsi diberi label sebagai perempuan tidak baik karena tidak mampu menjaga keperawanannya dan merupakan aib bagi keluarganya. Stigma dan diskriminasi inimenyebabkan perempuan yang melakukan aborsi menjadi kehilangan kepercayaan diri dan mengasingkan diri dari lingkungannya.

Oleh karena itu pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi adalah kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi agar remaja memiliki landasan objektif ketika ingin melakukan hubungan seksual pertama kalinya. Pemerintah juga bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan yang menyediakan layanan konseling mengenai aborsi. Apabila aborsi tersebut sudah dilakukan, maka petugas kesehatan tetap harus memberikan konseling kontrasepsi yang pada intinya memberikan informasi kepada klien untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan berikutnya yang pada akhirnya akan mencegah aborsi sehingga tindakan aborsi semakin menurun.

Bagi Sahabat Guetau yang masih remaja, menunda hubungan seksual hingga alat reproduksi dan sekual kita siap adalah jalan terbaik untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Bagi mereka yang aktif seksual,  gunakan kontrasepsi, misalnya berupa kondom  untuk menghindari KTD dan berbagai penyakit menular sexual.

Wah seru ya pembahasan di artikel kita kali ini, semoga bisa menambah pengetahuan Sahabat Guetau. Jika ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan kirim ke info@Guetau.com.

Ditulis oleh Maria Yano

Referensi:

  1. http://seputar-ibu-anak.blogspot.com/2012/12/macam-macam dan jenis kontrasepsi untuk KB
  2. http://www.samsaranews.com/2013/09/sejarah-28-september

related post

Kenapa Aborsi Masuk Dalam Kategori Hak Asasi?

posted on 29/01/2017

“Aborsi selalu jadi kontroversi.” Kontroversi mengenai aborsi sepertinya tidak akan selesai sampai waktu dekat, ya, Sahabat GueT

Aborsi Ilegal: Apa Saja Risikonya?

posted on 10/11/2015

Source “Jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 persen di antaranya dilakukan oleh remaja.” Berdasarkan kuti

Kontroversi Perayaan Valentine di Indonesia

posted on 25/02/2015

“Alih-alih pencekalan terkait perayaan Valentine dan akses kontrasepsi, remaja justru lebih membutuhkan bekal informasi yang komprehensif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *